CATATAN RINDU UNTUK AYAH
Catatan untuk ayah juara 1 di dunia saya…
***
-Pagi itu di kelas 4 sebuah sekolah dasar-
“A…Ayah…Ayahku seperti matahari.” Ryan memulai, meski apa yang ia katakan berbeda dengan yang ia tulis. Saat itu kebetulan ia melihat jendela yang memantulkan sinar matahari. Seluruh isi kelas memusatkan penglihatan dan pendengaran mereka pada sosok yang tengah panas dingin di depan kelas itu. “Matahari…yang setiap hari menyinari kami dan menghangatkannya.” Lanjutnya puitis. Teman-temannya semakin khusyuk mendengarnya. Mereka pikir bagus apa? Hati Ryan berkomentar. Oh My God, help me.
Kepala Bu Afiah mengangguk saat Ryan menoleh kearahnya, meminta Ryan meneruskan ceritanya tentang ayah. “Walaupun lelah, tapi tak dikatakannya. Ia terus bersinar. Tanpa pernah mengeluh dan meminta imbalan. Setiap hari bekerja dengan mesin-mesinnya yang hampir membuat telingaku tuli. Bla…bla…,” Ryan melanjutkan kalimat-kalimatnya. Seperti disihir, kalimat-kalimat itu begitu saja meluncur dari mulutnya.
“Ya…ayahku seperti matahari.” Ryan membungkukkan badannya. Memberi hormat. Menandakan ceritanya telah ia selesaikan.
Plok…plok…plok…
***